Welcome To my Blog . Enjoy Your reading

Senin, 30 Desember 2013

PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS

KELAS SOSIAL
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah” dalam kata lain dimana antara yang kaya dan miskin.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah.

Menurut Gilbert dan Kahl ada 3 Variabel yang mempengaruhi kelas social yaitu:
1.      Variabel ekonomi. Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.
2.      Variabel Interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi ialah inti dari kelas social.
a.         Prestise adalah sentiment di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui bahwa hal itu ada disana.
b.        Asosiasi adalah Variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari yang mereka kerjakan dengan cara yang sama dan dengan siapa mereka merasa senang.
c.         Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
3.      Variabel Politik. Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas penting untuk mengerti aspek politik dan sistem stratifikasi.
a.         Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain
b.        Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas social sadar akan diri mereka sebagai suatu kelompok tersendiri dengan kepentingan politik.
c.         Mobilitas adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau instabilitas system stratifikasi.


STATUS SOSIAL
Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
dalam mengukur status sosial seseorang menurut pitirim sorikin dapat di lihat dari :
·         Jabatan
·         Pendidikan
·         Kekayaan
·         Keturunan
·         Agama
·         Politis

Dalam Status Sosial Seseorang Terbagi menjadi 3 yaitu :
1.      Ascribed Status adalah Status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat/karakteristik unik orang tersebut (didapat secara otomatis melalaui kalahiran/keturunan. Contoh : Keturunan kerajaan, Kasta.
2.      Achieved Status adalah Status yang didapat seseorang karena usaha-usahanya sendiri, seseorang harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan stetusnya, seperti bersekolah, berketrampilan, menciptakan sesuatu yang baru. Status yang diperoleh melalui perjuangan. Contoh : mahasiswa, dokter, hakim, guru, dll.
3.      Assigned Status adalah Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat. Contoh : Peraih gelar Doktor HC, Pahlawan, Peraih Nobel dll.

Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal.
Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.


SUMBER :
http://mulyonoprabowo.wordpress.com/2012/11/18/pengaruh-kelas-sosial-dan-status/

Kamis, 28 November 2013

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan

Macam Macam Sumber Daya :

1. Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.

2. Sumber Daya Sementara

a). Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)

b). Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.

3. Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.

4. Pengetahuan Organisasi
Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibelu, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung pada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsi nya sebagai konsumen.

1. Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2. Pengetahuan tentang manfaat produk
3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen

http://almirans.wordpress.com/2011/10/23/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan/

http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan/

Sikap Motivasi dan Konsep Diri

Pengertian Sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek.

Pengertian Motivasi
Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.

Konsep diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1991). Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi orang lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Beck, Willian, Rawlin, 1986) lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh






http://alitinanti.blogspot.com/2011/12/perilaku-konsumen-sikap-motivasi-dan.html

Kepribadian, Nilai dan Gaya Hidup

KEPRIBADIAN

Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

B. NILAI
Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.



C. GAYA HIDUP



Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya

Kamis, 07 November 2013

PERILAKU KONSUMEN

EVALUASI ALTERNATIVE SEBELUM PEMBELIAN

  • Harga

Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

  • Brand Name

merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

  • Negara Asal Pada Saat Membuat Keputusan


Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk.

PERILAKU KONSUMEN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Proses pengambilan keputusan meliputi :

  • Pengenalan kebutuhan

Konsumen yang baik adalah konsumen yang dalam memenuhi kebutuhannya mengenal terlebih dahulu kebutuhan apa saja yang ia butuhkan untuk dipenuhi, apa saja, berapa banyak yang dibutuhkan agar kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik

  • Pencarian Informasi

Tahap selanjutnya adalah pencarian informasi, merk apa yang ingin dibeli jika itu berupa barang, berapa harganya, dijual dimana, dan lain-lain agar mudah mendapatkan kebutuhan yang diinginkan.

Setelah konsumen mencari informasi tentang barang atau kebutuhan tersebut, konsumen mengevaluasikan berbagai informasi, seperti bertanya dengan konsumen lain yang telah memakai barang tersebut, bagus atau tidak, apa efeknya, dan lain-lain

Konsumenpun mencari alternatif lain untuk mendapatkan barang tersebut, maksudnya adalah jika produk yang diinginkannya harganya mahal maka ia mencari produk seperti itu tetapi berbeda merk atau model barang yang sama tetapi dengan harga yang mungkin bisa dijangkau oleh konsumen.

  • Keputusan pembelian

Tahap selanjutnya adalah keputusan pembelian, setelah konsumen mencari berbagai informasi tentang barang/produk/ kebutuhan yang akan ia penuhinya itu sudah dipahami, jika berdampak positif konsumen akan membelinya dan jika berdampak negatif konsumen tidak akan membeli produk/barang tersebut.

  • Keputusan Setelah Pembelian / evaluasi pasca akuisisi


Tahap terakhir yaitu keputusan setelah pembelian, konsumen sudah membeli produk atau barang itu, hasil dari pembelian produk tersebut apakah memuaskan atau tidak tergantung dari konsumen. jika konsumen puas akan barang tersebut kemungkinan konsumen akan membeli produk atau barang itu kembali dimasa yang akan datang, tetapi jika produk tersebut tidak memuaskan maka konsumen tidak akan membeli kembali produk tersebut

Rabu, 30 Oktober 2013

PERILAKU KONSUMEN

SEGMENTASI PASAR
   
             Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar. Analisis demografi adalah analisis yang memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan, misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.

Senin, 24 Juni 2013

SENI ITU, HATI


Aku Rieko. Hidup di perkampungan kecil di sudut kota. Kalian tahu ? Hari-hariku diisi dengan bermusik di tempat tongkrongan. Pamer kebolehan dalam bermusik. Di sekolah pun, kalau kalian mau tahu, aku terkenal karena kemahiran gitarku dalam segala aliran musik.
Tapi kalau di rumah, aku merasa dicekam. Bermain musik bagi keluargaku adalah sebuah pantangan. Apa salahnya padahal ?. Ibuku selalu bilang masalah “melenakan”, “melalaikan”, atau apalah sejenisnya. Timbulnya, aku jadi selalu malas di rumah. Jelas-jelas hobiku bermusik, tapi di rumah aku tak bisa kembangkan hobiku sendiri. Memang sangat tidak pantas bagiku, kalau ada orang yang tidak tahu seni. Apalagi tidak suka.
 “Ko, kenapa nilaimu jadi tambah turun ?”, ibuku bertanya melihat buku tugasku.
“Apaan sih”, jawabku tak menoleh. Masih bermain gitar.
“Ini nilaimu kenapa turun ?”, ibu bertanya lagi.
“Susah, Bu”, masih bermain gitar.
Ibu beranjak. Tumben hari ini tidak menegurku. AHA !!!. Berarti ada pintu bagiku untuk bermusik di rumah. Aku tersenyum riang.
Adikku yang baru berumur enam tahun, duduk di sebelahku. Menarik-narik lengan baju. “Nyanyi, dong”. Sambil mengerjapkan matanya. Lucu sekali. Rambut ikal yang bergelombang bergerak-gerak mengikuti irama kepalanya. Tangannya bertepuk tangan meriah. Bernyanyi dengan suara pas-pasan.
Aku melirik ibu yang sedang merajut jaket merah di depan. Wajahnya separuh terlihat. Begitu juga dengan senyumnya. Ibu tersenyum. Ya, ibuku tersenyum sore itu.
Hingga tiga jam aku bermain gitar. Dari pindah ke teras, kamar, teras, kamar, teras.  Adikku sudah tidak lagi turut, dia harus belajar. Dan aku harus bermain gitar. Toh, ibuku sudah memberi lampu hijau padaku. Aku memang tak pernah bosan dalam bermain musik.
Ibuku sudah kembali ke dapur. Memasak sayur sop untuk makan malam. Bersenandung kecil. Mengaduk aduk kuah dengan bumbu-bumbunya. Harumnya benar-benar nikmat. Aku tersenyum. Kembali bermain.
Sekarang aku di teras. Memandang langit-langit sore yang menggantung indah, sambil bermain gitar. Kulihat lipatan kertas kecil di sebelah rajutan ibu. Dengan santai kubuka kertas kecil itu.
Seketika aku tertegun. Membacanya lamat-lamat.
“Ayah, kalau ayah masih ada, ayah akan lihat. Betapa senangnya aku ketika tahu, ibu juga senang dengan musik, Yah. Terbukti, kan ? Ibu juga suka musik”, mengingat ayahku yang mati dihajar warga kampung sebelah, karena mencuri. Haha. Hina sekali hidupnya. Hidup di keluarga miskin, dan mati dalam keadaan miskin. Tinggal satu hal lagi yang belum kubuktikan pada ayahku. Tersenyum bangga.
Malam itu. Kuhabiskan dengan gitar. Ibuku makan bersama adikku. Tadi memanggil, tapi kubiarkan. Nanti aku akan makan sendiri. Aku bukan anak kecil lagi. Lagipula, aku masih ingin hanyut dalam kesenangan ini. Sampai beberapa minggu ke depan, aku baru tahu kalau kesenangan ini tidak seberapa hebatnya.
“Sudah malam, Nak. Tidurlah”, ibuku menegur lembut dari luar pintu kamar.
Saat itu juga aku mengepal tanganku. Berkata dalam hati, “AKU BUKAN LAGI ANAK KECIL”
TUK...
Seperti biasa, aku duduk di tempat tongkrongan. Anak SMA, yaa nongkrong adalah hal yang biasa. Main gitar. Nyanyi bersama teman-teman. Teriak teriak. Tertawa karena salah lirik lagu.
“Ko, bikin band yo”, Jarwo menepuk pundakku.
“Hahaaay, ayodah. Siape aje ? Gue mah siap !”, jawabku semangat.
“Gue drummer. Lu gitar. Ayu vokal. Dayat bass. Sama Rey keyboard. Hahaa, oke gak tuh ?”, Jarwo menjelaskan.
Aku mengangguk senang. Aku punya band. Impian !!! “Besok kita mulai berkarya”. Impian memang, tapi sayangnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku berikutnya.
Kami sudah berkumpul di rumah Rey. Rumahnya besar sekali. Di dalamnya ada kolam renang dan studio bandnya. Rey memang dipandang kaya raya oleh teman-teman. Ayahnya bekerja di pertambangan dan ibunya seorang karyawan di perusahaan besar. Makanya tidak kaget, kalau anaknya keren sekali. Idaman para gadis di sekolah. Teman-teman band indie-nya sangat banyak. Dan dia berencana akan memperkenalkan band kami pada mereka.
Kami membuat lirik. Mencari nada yang tepat. Dan latihan. Lagu kami, ber genre metal core. Dimana genre ini sedang nge-trend di kalangan remaja. Ayu bernyanyi dengan penuh tenaga. Scream. Itu suaranya. Begitu juga dengan yang lain dalam memainkan alatnya masing-masing. Seperti orang kegilaan.
“Besok kita latihan lagi”, Jarwo tersenyum puas. Semua mengangguk.
“Entar, kalo udah keren, kita konser perdana kecil-kecilan sama temen-temen gue yang laen. Kebetulan tiga minggu lagi, band temen gue mau launching album barunya”, Rey memberikan informasi.
“YEAH !!! KONSER” ... Serentak kami berteriak.
Setiap hari aku latihan. Jujur saja, aku berdebar-debar. Aku tidak pernah tahu rasanya naik di atas panggung. Pasti akan sangat menyenangkan.
Tiga lagu.
Band kami akan menyanyikan tiga lagu untuk konser minggu depan. Luar biasa. Senang dalam dadaku benar-benar tidak terkira. Malah kadang-kadang saking senangnya, aku sampai bermimpi jadi band terkenal. Melanglang buana hingga internasional. Konser bersama band-band papan atas dunia. Dikelilingi para fans yang berebut tanda tangan. Benar-benar senang yang tiada tara.
H-3
Hari terakhir latihan. Hasilnya pun semakin hebat. Tidak ada yang miss lagi. Tidak ada yang salah dalam bermain. Luar biasa.
H-2
Hari ini kami memutuskan untuk membicarakan baju untuk konser lusa. Akhirnya, kami memutuskan memakai baju hitam, jeans hitam, kacamata hitam, dan sepatu sekolah biasa. Setelah bercengkerama, kami pulang. Besok libur. Lusa konser.
H-1
Hari ini cuaca panas sekali. Membuatku tidak berhenti menyumpah-nyumpah pada langit. Mengeluh. Menyibak peluh.
Sepulangnya dari tempat tongkrongan, aku segera membanting tubuhku di kasur. Menyalakan kipas angin yang sudah tiga bulan tidak dibersihkan. Ada anginnya ? Sedikit.
“Besok gue konser. Hehee, pasti keren dah gue”, kataku ngomong sendiri.
“Konser itu apa, Kak ?”, tanya adikku mengagetkan.
“Konser ituu, tampil di panggung. Besok kakak main musik di panggung”, jawabku riang. Bangga.
“Wiihh. Ibuuu, besok Kak Rieko konseerr”, kata adikku riang berlari ke arah ibu. Aku tercekat. Tidak. Jangan. Jangan.
Hanya beberapa menit.
“Jangan datang, Nak”, ibu berbicara tanpa menoleh. Merajut jaket merah yang dijanjikan untukku.
“Kenapa, Bu ?. Itu impian Rieko. Bukannya orang tua harus mendukung impian anaknya ?”, aku berargumen.
“Ibu takut kamu terbawa anak-anak itu”, kata ibu sambil terus merajut. Konsentrasi.
“Anak-anak apa ??. Anak-anak band itu ??. Mereka anak-anak yang baik, Bu”, kataku ngotot. Pitamku semakin naik.
“Tidak, Nak. Kamu tidak tahu. Mereka....”, ibu menoleh.
“Sudahlah, Bu. Ibu tidak tahu apa-apa tentang mereka. Rieko sudah kenal sebagian dari mereka. Mereka baik, perhatian, mereka...mereka...selalu mendukung impian Rieko”, kataku semakin ngotot.
“Ibu bersumpah, Nak. Impianmu akan terwujud. Tapi tidak dengan anak-anak itu. Mereka pe....”
“CUKUP, BU !!! Aku sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah bisa membedakan baik dan buruk. Saya sudah bisa, Bu”, jawabku keras.
Ibu mencicit. Menggigit bibir. Menunduk. Adikku melangkah mendekat pada ibu. Memeluk erat kakinya. Memegang hasil rajutan ibu. Lembut. Lantas kini memeluk rajutan itu. Memeluknya dengan erat.
Hari H
Langit sepertinya akan hujan.
Sekarang, aku sudah di panggung kecil. Tinggal lagu terakhir. Suasana ramai sekali. Teriakan-teriakan meriah terdengar. Konser ini terbuka untuk umum.
SUKSES. Tiga lagu sudah, hatiku benar-benar bahagia.
“Coy, kemari dah”, Petra, salah satu teman Rey memanggilku.
“Kenapa, Bang ?”, tanyaku berusaha gaul.
“Lu tampil keren tadi. Ni hadiah buat lu”, katanya menyuguhkan minuman soda. “Gratis kok”. Lantas meninggalkanku.
“Thanks, Bang”, kataku beranjak duduk.
Ada orang yang memujiku. Berarti sedikit lagi aku akan terkenal. Begitu pikirku. Aku melihat sekitar. Orang-orang yang sedang moshing menonton konser. Mereka berteriak kencang-kencang.
Masih melihat sekitar dengan tangan menggenggam minuman soda dari Petra. Masih melihat sekitar. Memperhatikan.
Di pojok kulihat beberapa orang sedang tertawa liar. Menyenangkan sekali.
“Koo, kemariii”, panggil Rey dari sana. Melambai tangan. “Gua mau kenalin lu sama temen-temen gue nih”, lanjutnya.
Mendengar hal itu, aku senang sekali. Melangkah mantap.
Namun aku tercekat. Berhenti. Ibuku kini menahan pundakku. Menarik lenganku. Lantas memaksa tubuhku untuk berputar. Aku diam. Menatapnya nanar. Marah.
“Kak, pulang yuk. Lina takut”, kata adikku memeluk kakiku. Sekejap suaranya membuatku bergetar. Tidak. Tidak. Sedikit lagi aku akan terkenal. Kalian pulangnlah. Kumohon.
“Pulanglah, Bu. Aku sudah besar”, kataku ketus. Tidak peduli pada Lina.
Ibu diam. Tidak bergeming.
“Aku sudah sampai pada impianku, Bu. Aku sudah dewasa. Aku sudah bisa memilih jalanku sendiri”
“Pulang yuk, Kak. Lina takuut”, Lina menggerakkan kakiku lebih kuat.
Semakin bergetar.
“Pulanglah, Bu. Aku sudah besar. Aku sudah dewasa. Sudah aku katakan, Bu. Rieko sudah....”, kubiarkan ibu mengisi kata terakhir.
Ibu masih diam. Memegang pergelanganku erat. Menatapku lamat-lamat.
Cukup, Bu. Cukup.
Kami di tengah-tengah keramaian, saling diam. Teriakan-teriakan dan tawa liar menggema hingga langit-langit bumi. Beberapa dari mereka terseok-seok menyeret kaki sambil membawa sebotol minuman yang persis ada di tanganku. Dirangkul temannya yang kondisinya sama saja.
Lina mencengkeram kakiku lebih kuat. Aku menggeser kakiku. Bermaksud melepaskan. Tapi genggamannya justru lebih kuat. Kuayunkan botol minumanku ke arah tangannya.
“PRANK”, Lina yang tahu tangannya akan terluka, mengibas tanganku. Melepas botol dalam genggamanku. Semua menoleh pada kami. Namun konser tetap berlangsung. Hanya sekejap, lantas kembali pada kesibukan masing-masing. Kembali pada dunia mereka, yang sekarang belum aku sadari.
Lina tidak menangis. Dia hanya menatapku. Terlihat seperti tatapan prihatin. Kini berbalik menatap ibu. Memeluk kakinya.
Saat itulah, ketika teriakan-teriakan itu semakin keras. Ketika musik di panggung semakin keras. Ketika malam semakin matang. Ketika rembulan sempurna dibalut awan hitam.
“Tapi kau masih anakku, Sayang”. Tepat saat hujan turun, aku berkata dalam hati. “Dan kau tetaplah ibuku, Ibu”
..............
“Kak, hari ini mendung banget. Ayo berangkat, katanya mau rekaman”, Lina menepuk tumpukan tanah di depannya. Mengusap batu di atasnya. Menoleh ke arahku. Aku diam. Dia sudah dewasa sekarang. Wajahnya sempurna mirip dengan ibu, kata-katanya, sampai gaya jilbab yang dikenakannya. Dia sudah menjadi gadis yang cantik.
Aku berpikir mendalam. Mencerna cerita-cerita kematian ayah. Dan baru beberapa hari yang lalu, aku tahu dari desas-desus angin. Ayahku tidak mati dihajar warga. Tapi karena pergaulan. Pergaulan yang tidak wajar, membuatnya mati melahap narkoba. Menambah kesan burukku pada ayah. Aku bersyukur, aku tidak seperti ayahku.
Sekarang, sumpah ibu telah terbukti. Aku sendiri, lebih tepatnya ditemani Lina dengan dukungan penuhnya, aku bisa rekaman solo. Merekam beberapa lagu ciptaanku di studio kecil. Sering aku diundang untuk mengisi acara di beberapa tempat yang jauh lebih baik daripada konser panggung murahan waktu itu. Masuk beberapa acara teve. Mengiringi pembacaan puisi. Tampil sebagai bintang tamu di acara talkshow.
Aku mengangguk. Mengibas rambut panjangku. “Iya, Lin”, tersenyum kecil.
Kami beranjak pergi. Meninggalkan tumpukan tanah dengan batu berukir nama ibuku.
“Terima kasih, Ibu. Aku tidak tahu ada dimana sekarang, kalau kau tidak menyelamatkanku malam itu. Terima kasih, Ibu”, gumamku sembari melihat Lina yang sedang membenahi jilbab birunya yang diterpa angin.
Jadilah gadis yang baik, Lina.

Politik dan Kemiskinan di Indonesia

I
PENDAHULUAN



Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.

Salah satu masalah yang belum terselesaikan di negeri ini adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan yang menjerat masyarakat Indonesia tak ubahnya sebuah penyakit kronis yang sulit disembuhkan jika tidak segera ditangani.



II
PEMBAHASAN

Menurut saya bansos ala SBY harus diakhiri, karena terbukti tidak mengatasi problem kemiskinan. Bahkan berindikasi digunakan sebagai cara atau alasan untuk kepentingan pemenangan politik semata.

Sementara itu, usaha pemerintah dalam pengentasan kemiskinan masih belum maksimal. Hal ini bisa dilihat dari postur anggaran belanja pemerintah tahun 2011, di mana total belanja negara telah mencapai angka Rp1.320 triliun dengan rincian belanja untuk pemerintah pusat Rp908,3 triliun dan transfer daerah Rp412,5 trilun. Dari Rp908,3 triliun pemerintah pusat, Rp182,9 triliun atau sekira 20,14% dialokasikan untuk belanja pegawai, Rp142,8 triliun atau dengan kata lain sekira 15,73% dialokasikan hanya untuk belanja barang. Rp106,6 triliun atau sekira 11,74% dialokasikan untuk membayar bunga utang dan Rp195,3 triliun atau sekira 21,5% untuk menanggung subsidi BBM dan listrik.

Sementara itu, belanja modal yang berupa pembangunan infrastruktur hanya sebesar Rp140,9 triliun atau sekira 15,51% dan belanja bantuan sosial yang langsung menyentuh rakyat miskin hanya mengambil porsi sekira 9,01% atau setara dengan Rp81,8 triliun.

III
KESIMPULAN

kesimpulan yang dapat di ambil adalah :
  1. kemiskinan dapat terjadi karena rendahnya kualitas yang dimiliki manusia tersebut
  2. kemiskinan dapat membuat orang menjadi putus asa
  3. pemerintah selalu berusaha untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia
  4. kemiskinan dapat menimbulkan berbagai macam masalah
saran bagi para pembaca :
  • tingkatkanlah kualitas anda melalui sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
  • berjuanglah dengan keras jangan sampai putus asa
  • bantulah sesamamu yang tidak mampu
Sumber :






Jumat, 31 Mei 2013

Meningkatkan Ketahanan Pangan dalam Masyarakat

BAB 1
PENDAHULUAN
Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor penentu dalam stabilitas nasional suatu negara, baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab itu,ketahanan pangan merupakan program utama dalam pembangunan pertanian saat ini dan masa mendatang.

Ketahanan pangan sendiri menurut literatur memiliki 5 unsur yang harus
dipenuhi :
1.      Berorientasi pada rumah tangga dan individu,
2.      Dimensi watu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses,
3.      Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial,
4.      Berorientasi pada pemenuhan gizi,
5.      Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif.


BAB II
PEMBAHASAN

Indonesia mempunyai jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Kondisi ini memunculkan konsekuensi tersendiri yaitu ketersediaan pangan. Sebenarnya Indonesia sudah dua kali mencapai swasembada beras, yaitu pada era orde baru dan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini. Ketika jaman Soeharto, berkat swasembada beras tersebut, yaitu pada tahun 1984 Indonesia sempat mendapatkan penghargaan dari FAO. Bahkan saat itu, Indonesia disebut-sebut sebagai Macan Asia Baru. Namun rupanya keberhasilan ini tidak bertahan lama.

Pemerintah selalu berorientasi pada beras, sehingga yang dicapai adalah swasembada beras, bukan swasembada pangan. Hal ini tidak terlepas dari pilihan kebijakan yang digunakan pemerintah untuk mengatasi persoalan pangan yaitu konsep ketahanan pangan. Konsep inilah yang membuat ketergantungan pangan Indonesia pada asing.

Inti dari masalah krisis pangan global saat ini pada dasarnya adalah terjadinya kelebihan permintaan, sementara itu pada waktu yang bersamaan, penawaran atau pasokan di pasar dunia terbatas dan cenderung terus menurun. Kajian dari lembaga- lembaga internasional, misalnya FAO menunjukkan bahwa penurunan pasokan dan ketersediaan pangan serta dampak dari perubahan iklim global telah mengakibatkan tidak saja peningkatan harga komoditas, tetapi juga perubahan struktur perdagangan komoditas pertanian secara global.

Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh jika kentang dapat dijadikan sebagai bahan diversifikasi pangan adalah :
  1. Kentang merupakan bahan makanan pokok yang paling tinggi hasilnya jika dihitung dari jumlah kalori yang dihasilkan. Walaupun satu kilo kentang hanya menghasilkan kurang dari separuh jumlah kalori beras, tetapi hasil panen kentang dalam sepetak tanah 5-6 kali lipat daripada hasil panen beras. Jadi untuk tiap petak tanah, kentang sanggup memberi makan lebih banyak orang (tiga kali lipat lebih banyak ).
  2. Satu kilo kentang hanya menghasilkan kalori kurang dari setengah kilo beras. Berarti kentang bisa dimanfaatkan untuk program diet, karena untuk asupan kalori yang sama, kita bisa lebih cepat kenyang jika makan kentang. 
  3. Perbandingan kandungan natrium (6mg per 100g) dan kalium (421mg) pada kentang memungkinkan kita memenuhi kebutuhan garam tanpa menyebabkan kenaikan tekanan darah. Jadi kentang cocok digunakan sebagai bahan makanan pokok penderita hipertensi.
  4. Kandungan vitamin C kentang yang lumayan tinggi. Berdasarkan standar WHO, makan kentang seperempat kilo, maka kita sudah mencukupi kebutuhan harian vitamin C.
  5. Harga kentang yang relatif cukup terjangkau.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Namun demikian, kentang sebaiknya tidak diposisikan sebagai alternatif makanan pokok (substitusi), tetapi sebagai bahan pangan pelengkap. Dalam konteks potensi dukungannya terhadap ketahanan pangan, program penelitian menyangkut prioritas komoditas perlu dipertimbangkan kembali dengan memposisikan kentang tidak lagi hanya sebagai salah satu komoditas sayuran, tetapi sebagai salah satu komoditas non-beras (pangan). Selain itu, kentang juga bisa tumbuh dengan tanpa menggunakan air, sehingga itu akan mempermudah Indonesia dalam upaya produksi kentang secara mandiri. Lain halnya dengan padi, yang sistem pengairannya masih tergantung dengan musim, seperti musim hujan. Kentang merupakan media pangan diversifikasi pangan yang tepat khususnya untuk Indonesia yang ketahanan pangannya semakin menurun

     SARAN
  1. Pemerintah sebaikanya lebih menggencarkan program diversifikasi pangan atau pola pangan pilihan agar ketahanan pangan di Indonesia lebih baik dan visi misi 2025 dapat terealisasikan dengan menjadikan ketahanan pangan sebagai salah satu fondasinya.
  2. Kentang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk diversifikasi pangan, mudah ditanam dan gampang ditemui di Indonesia, dan memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras.
  3. Masyarakat Indonesia sebaiknya mengurangi tingkat ketergantungan beras, karena jumlah ketersediaan beras yang semakin menipis sehingga Indonesia terus impor, oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus belajar diversifikasi pangan.


Sumber :

Kamis, 09 Mei 2013

SOAL FISIKA UN SMK ( SEKOLAH MENENGAH KEGALAUAN )


  1. Yunita berumur 20 tahun, menjomblo 3 tahun, bila umur rata rata orang tuanya 50 tahun, hitunglah berapa tekanan batin yang diterima yunita ?
  2. Jarak dari Mantan ke gebetan 5 km, kecepatan move on 0.5 km/jam, berapa waktu yang dibutuhkan untuk melaju dari mantan ke gebetan ?
  3. Hitung kecepatan sentrifugal yang diperlukan untuk menikung pacar orang, apabila mereka sudah berpacaran 2 tahun
  4. Jika dari rumah ke SPBU ditempuh dalam waktu 10 menit. dengan kecepatan 60 km/jam, berapa jarak hatiku dengan hatimu ?
  5. Jalinan cinta A dan B teerpisah 4980 km, bila A dan B berpacaran 190 hari, hitung frekuensi mereka berkelahi setiap minggunya

Minggu, 21 April 2013

WAWASAN NUSANTARA

KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DAN POTENSI KONFLIK

Pendahuluan

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang wawasan nusantara, mungkin bukan hal yang baru lagi jika kita mendengar kata teersebut,Wawasan nusantara memiliki arti luas,sebut saja cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah NKRI yang meliputi darat, laut, dan udara diatasnya satu kesatuan Politk, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan Keamanan

Secara umum, kebanyakan masyarakat disuatu negara tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan tetapi ditandai juga oleh berbagai konflik yang sering terjadi yang dikarnakan perbedaan perbedaan itu, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Dari keanekaragam, perbedaan dan konflik tersebut saya akan coba membahas mengenai konflik yang terjadi di Indonesia dan saya akan mencoba membahas tentang budaya di masyarakat

Pembahasan
Konflik
Kesalahan budaya sering terjadi di Indonesia masa kini karena banyak Pimpinan Indonesia menggunakan ukuran budaya asalnya sendiri dalam menghadapi masalah-masalah di wilayah budaya lain. Kesalahpahaman atau konflik yang timbul akibat adanya keanekaragaman budaya Indonesia antara lain konflik Ambon, Poso, Timor-timor dan konflik Sambas.
Masyarakat Ambon misalnya, umumnya mereka adalah kelompok masyarakat yang statis. mereka lebih suka menjadi pegawai negeri, menguasai lahan tempat kelahirannya, juga memiliki ladang dan pengolahan sagu. Berbeda dengan masyarakat Bugis. Sebagai kaum pendatang yang tidak memiliki lahan, mereka sangat dinamis dan mampu menangkap peluang dengan cepat. Pada umumnya mereka adalah pedagang. keadaan ini menyebabkan masyarakat Bugis banyak menguasai bidang ekonomi di Ambon, lama kelamaan kemampuan finansial mereka lebih besar yaitu lebih kaya. Sedangkan warga local (Ambon) hanya bisa menyaksikan tanpa mampu berbuat banyak. Akibatnya, kesenjangan ini kian hari kian bertambah dan menjadi bom waktu yang siap meledak, bahkan sudah meledak. Sepertinya konflik Poso pun berlatar belakang hampir sama dengan konflik Ambon. Hal sama juga terjadi di timor-timor. Ketika tim-tim masih di kuasai Indonesia, masyarakat Tim-Tim yang statis tidak berkembang. Sedangkan warga pendatang, yang umumnya bersuku Batak, Minang, Jawa, penguasa di berbagai bidang ekonomi, sehingga terjadi kecemburuan social. Kondisi serupa terjadi di Sambas. Konflik yang terjadi karena suku Madura yang menguasai sebagian besar kehidupan ekonomi setempat.
Selanjutnya dikatakan pula oleh Koentjaraningrat bahwa sumber-sumber konflik di negara berkembang termasuk Indonesia ada 5, yaitu berikut ini.

  1. Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama.
  2. Kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain.
  3. Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
  4. Konflik akan tejadi kalau suku-suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis.
  5. Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku suatu bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Pemecahan Masalah
1.      Semangat Religius
Semangat religious adalah yang paling utama karena di dalamnya diajarkan tentang berbagai semangat dan itu sebenarnya sudah dapat mewakili. Pandangan religious tentang manusia yaitu manusia diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang mewujud secara fisik sebenarnya merupakan ‘kehendak’ Tuhan yang seharusnya dijadikan sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Beragam suku, ras, budaya, dan lainnya tak ubahnya sebuah kekayaan untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan visi kehidupan yang harmonis. Keragaman formal agama-agama di dunia juga tak luput dari ‘rekayasa Tuhan’ untuk umat manusia

2.      Semangat Pluralisme
Dengan adanya keberagaman maka harus ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sehingga apabila semua itu terwujud maka mereka dapat hidup tenang dan selalu  berdampingan tanpa ada konflik
Untuk mengantisipasi konflik-konflik dimasa yang akan datang, masyarakat yang berpotensi tunggal seperti itu harus didorong untuk ikut beradaptasi dengan masyarakat dinamis. Jadi, penyelesaian konflik-konflik perlu cara yang spesifik bukan dengan cara kekerasan. Pendekatan yang mungkin dilakukan dengan menyerap dan memahami sari-sari budaya kelompok-kelompok masyarakat yang berupa nilai-nilai yang mereka yakini, pelihara dan pertahankan, termasuk keinginan-keinginan yang paling dasar.

3.      Semangat nasionalisme
Dalam hal ini sangat dibutuhkan semangat Nasionalisme dan Patriotisme, karena dengan menyadari kita ini sama-sama Warga Negara Indonesia maka yang terjadi bukanlah konflik, akan tetapi kebersamaan untuk memajukan Indonesia melalui keberagaman. Jadi, dapat diartikan bahwa sebenarnya keberagaman kebudayaan itu bukanlah pemicu konflik tapi adalah sebuah kekayaan yang tidak dapat dibeli dengan apapun.
Tapi masalahnya adalah kebudayaan nasional sudah tercampur dengan kebudayaan asing sehingga untuk mewujudkan semangat Nasionalisme itu sendiri sudah semakin sulit. Sekarang ini identitas dan nilai-nilai kebudayaan masing-masing suku bangsa di tiap daerah di seluruh Indonesia sudah mulai luntur, bahkan menghilang. Padahal, nilai-nilai kebudayaan itu berfungsi untuk mempertahankan harga diri kita, nilai-nilai yang mulai luntur itu akan menggerogoti harga diri kita dan harga diri bangsa sendiri
Hal ini dikarenakan banyak budaya asing yang telah masuk bahkan ada yang sudah mendarah daging pada budaya Indonesia. Anggapan bangsa Indonesia saat ini, jika hanya mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia yang ada, maka mereka beranggapan hal tersebut adalah budaya lama dan kurang modern.
Oleh karena itu dibutuhkan tindakan nyata dan dipraktikan dalam kehidupa sehari-hari. Dan untuk menanamkan nilai-nilai budaya Nasional  pada generasi penerus bangsa, instansi-instansi hendaknya menyusun kurikulum tentang pendidikan karakter dan budi pekerti bangsa disekolah-sekolah. Tujuannya, untuk menjaga nilai-nilai budaya nasional dan penangkal masuknya arus globalisasi. Pendidikan budi pekerti juga diharapkan mampu mencegah timbulnya konflik antar suku bangsa di Indonesia melalui ketahanan budaya.

Kesimpulan

Sebagai bangsa yang menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai dasar negara, sudah seharusnya kita mencegah perlakuan diskriminasi guna menghindari sikap sukuisme dan fanatisme kedaerahan yang sempit. oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat dalam menerima keanekaragaman yang ada, serta saling menghormati dan menghargai perbedaan itu sebagai karunia Sang Pencipta, serta peranan lembaga adat dan para pemuka agama dalam mewujudkan suasana aman dan kondusif guna menjalin kerukunan bangsa dan Negara

Semangat religiusitas, nasionalisme, pluralitas, serta humanitas adalah suatu keniscayaan bagi sebuah komunitas yang beragam agama, suku, ras, budaya sebagaimana di Indonesia. Hal ini akan mendukung upaya menumbuhkan kerukunan kehidupan warga Negara (Masyarakat). Nilai-nilai luhur tersebut juga dapat mempermudah kalangan wakil rakyat untuk membudayakan kegairahan melakukan redefinisi, reformasi, dan reinterpretasi untuk kesejahteraan rakyatnya. Sehingga peraturan selalu up to date bagi masanya dan relevan dengan kehidupan dan tantangan yang dihadapi manusia di masanya.

Dengan demikian , Wawasan Nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara , sehingga menggambarkan sikap dan perilaku , paham serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia, selain itu kita seharusnya mempunyai pemahaman yang luas mengenai wawasan nusantara karena hal itulah yang mempersatukan keragaman bangsa ini.

Nampak jelas sekali sekarang-sekarang ini kita melihat bahwa apa yang kita miliki Belakangan ini banyak budaya-budaya bangsa Indonesia diklaim sebagai budaya bangsa lain, misalnya Reog Ponorogo, Tari Pendet, Keris, Batik, serta lagu-lagu daerah yang ditiru. Entah karena masih memiliki sikap Nasionalisme, atau sekedar ikut-ikutan tersulut suasana, segenap bangsa Indonesia ramai-ramai mengutuk negara tersebut sebagai pencuri budaya bangsa lain.

Dari sinilah seharusnya kita sadar dan benar-benar mempelajari dan melestarikan budaya-budaya yang ada agar generasi penerus masih bisa menikmatinya, serta mengembangkan nilai-nilai budaya daerah yang membangun kebanggaan masyarakat terhadap daerah, sekaligus bangsa Indonesia

SUMBER
http://blog.student.uny.ac.id/arieveenz/2012/10/30/kasus-keragaman-budaya/
http://suyitno56596596.blogspot.com/2012/10/keragaman-sosial-budaya-masyarakat_23.html