BAB 1
PENDAHULUAN
Ketahanan
pangan merupakan salah satu faktor penentu dalam stabilitas nasional suatu
negara, baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab itu,ketahanan
pangan merupakan program utama dalam pembangunan pertanian saat ini dan masa
mendatang.
Ketahanan
pangan sendiri menurut literatur memiliki 5 unsur yang harus
dipenuhi
:
1. Berorientasi
pada rumah tangga dan individu,
2. Dimensi
watu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses,
3. Menekankan
pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial,
4. Berorientasi
pada pemenuhan gizi,
5. Ditujukan
untuk hidup sehat dan produktif.
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia
mempunyai jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Kondisi ini memunculkan
konsekuensi tersendiri yaitu ketersediaan pangan. Sebenarnya Indonesia sudah
dua kali mencapai swasembada beras, yaitu pada era orde baru dan masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini. Ketika jaman Soeharto,
berkat swasembada beras tersebut, yaitu pada tahun 1984 Indonesia sempat
mendapatkan penghargaan dari FAO. Bahkan saat itu, Indonesia disebut-sebut
sebagai Macan Asia Baru. Namun rupanya keberhasilan ini tidak bertahan lama.
Pemerintah
selalu berorientasi pada beras, sehingga yang dicapai adalah swasembada beras,
bukan swasembada pangan. Hal ini tidak terlepas dari pilihan kebijakan yang
digunakan pemerintah untuk mengatasi persoalan pangan yaitu konsep ketahanan
pangan. Konsep inilah yang membuat ketergantungan pangan Indonesia pada asing.
Inti
dari masalah krisis pangan global saat ini pada dasarnya adalah terjadinya
kelebihan permintaan, sementara itu pada waktu yang bersamaan, penawaran atau
pasokan di pasar dunia terbatas dan cenderung terus menurun. Kajian dari
lembaga- lembaga internasional, misalnya FAO menunjukkan bahwa penurunan
pasokan dan ketersediaan pangan serta dampak dari perubahan iklim global telah
mengakibatkan tidak saja peningkatan harga komoditas, tetapi juga perubahan
struktur perdagangan komoditas pertanian secara global.
Manfaat-manfaat
yang dapat diperoleh jika kentang dapat dijadikan sebagai bahan diversifikasi
pangan adalah :
- Kentang merupakan bahan makanan pokok yang paling tinggi hasilnya jika dihitung dari jumlah kalori yang dihasilkan. Walaupun satu kilo kentang hanya menghasilkan kurang dari separuh jumlah kalori beras, tetapi hasil panen kentang dalam sepetak tanah 5-6 kali lipat daripada hasil panen beras. Jadi untuk tiap petak tanah, kentang sanggup memberi makan lebih banyak orang (tiga kali lipat lebih banyak ).
- Satu kilo kentang hanya menghasilkan kalori kurang dari setengah kilo beras. Berarti kentang bisa dimanfaatkan untuk program diet, karena untuk asupan kalori yang sama, kita bisa lebih cepat kenyang jika makan kentang.
- Perbandingan kandungan natrium (6mg per 100g) dan kalium (421mg) pada kentang memungkinkan kita memenuhi kebutuhan garam tanpa menyebabkan kenaikan tekanan darah. Jadi kentang cocok digunakan sebagai bahan makanan pokok penderita hipertensi.
- Kandungan vitamin C kentang yang lumayan tinggi. Berdasarkan standar WHO, makan kentang seperempat kilo, maka kita sudah mencukupi kebutuhan harian vitamin C.
- Harga kentang yang relatif cukup terjangkau.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Kentang
memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Namun demikian, kentang
sebaiknya tidak diposisikan sebagai alternatif makanan pokok (substitusi),
tetapi sebagai bahan pangan pelengkap. Dalam konteks potensi dukungannya
terhadap ketahanan pangan, program penelitian menyangkut prioritas komoditas
perlu dipertimbangkan kembali dengan memposisikan kentang tidak lagi hanya
sebagai salah satu komoditas sayuran, tetapi sebagai salah satu komoditas
non-beras (pangan). Selain itu, kentang juga bisa tumbuh dengan tanpa
menggunakan air, sehingga itu akan mempermudah Indonesia dalam upaya produksi
kentang secara mandiri. Lain halnya dengan padi, yang sistem pengairannya masih
tergantung dengan musim, seperti musim hujan. Kentang merupakan media pangan
diversifikasi pangan yang tepat khususnya untuk Indonesia yang ketahanan
pangannya semakin menurun
SARAN
- Pemerintah sebaikanya lebih menggencarkan program diversifikasi pangan atau pola pangan pilihan agar ketahanan pangan di Indonesia lebih baik dan visi misi 2025 dapat terealisasikan dengan menjadikan ketahanan pangan sebagai salah satu fondasinya.
- Kentang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk diversifikasi pangan, mudah ditanam dan gampang ditemui di Indonesia, dan memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras.
- Masyarakat Indonesia sebaiknya mengurangi tingkat ketergantungan beras, karena jumlah ketersediaan beras yang semakin menipis sehingga Indonesia terus impor, oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus belajar diversifikasi pangan.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar